Pada masa Kesultanan Aceh, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan Islam, ilmu politik, hukum, dan kebudayaan. Pelajar dari berbagai wilayah, termasuk Melayu, Persia, Arab, dan Turki, datang untuk menimba ilmu di sana.
Masjid ini menjadi markas pertahanan utama dan pusat perlawanan rakyat Aceh saat menghadapi serangan pasukan Belanda.
Pada tahun 1873, saat serangan kedua Belanda, masjid ini dibakar oleh militer Belanda. Peristiwa ini memicu kemarahan rakyat Aceh dan semakin membakar semangat perjuangan.
Untuk meredakan kemarahan rakyat, Gubernur Jenderal Belanda, Van Lansberg, memerintahkan pembangunan kembali masjid. Renovasi ini selesai pada tahun 1881, dengan desain bergaya Mughal yang berbeda dari arsitektur Aceh sebelumnya
Pada awalnya, masjid ini hanya memiliki satu kubah dan satu menara. Kemudian kubah-kubah dan menara, baru ditambahkan pada tahun 1935, 1957, dan 1982. Penambahan dua kubah dari yang sebelumnya tiga kubah pada tahun 1957 menjadikan jumlah kubah menjadi lima buah yang melambangkan Pancasila di Aceh. Hingga saat ini, Masjid Baiturrahman memiliki 7 kubah dan 8 menara, termasuk yang tertinggi di Banda Aceh.
Sekitar tahun 2016, Masjid ini dilakukan renovasi dan memasang 12 payung raksasa layaknya masjid Nabawi, Madinah di tanah Rencong. Selain payung raksasa, area wudhu dan tempat parkir juga diperluas kapasitanya, hingga saat ini Masjid Raya Baiturrahman mampu menampung sekitar 30 ribu jemaah.
4. Masjid Agung Banten (1552)
Masjid Agung Banten erat kaitannya dengan sejarah kesultanan Banten. Masjid ini dibangun pertama kali pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanudin tepatnya pada 1552 sampai 1570 Masehi. Masjid Agung Banten ini dirancang oleh arsitek Tionghoa dan Belanda.
Masjid Agung Banten menjadi pusat penyebaran agama Islam di Banten. Tata luas bangunan Masjid Agung Banten adalah 1,3 hektar, sedangkan luas komplek yang dikelilingi oleh tembok setinggi 1 m memiliki luas hingga 2 hektar. Terdapat menara masjid yang mirip dengan mercusuar. Pengunjung yang datang diperbolehkan naik ke puncak menara dengan menaiki sebanyak 83 anak tangga.
Arsitektur Masjid Agung Banten perpaduan budaya Jawa, Tiongkok, Hindu dan Eropa. Terdapat salah satu lagi yang menjadi keunikan dari Masjid Agung Banten ini yang itu pada atap utama yang bentuknya bertepuk 5 seperti pagoda di Tiongkok. Sebagai pelengkap di sisi Utara dan Selatan bangunan utama Masjid Agung Banten yaitu dibangunnya 2 buah serambi.
5. Masjid Sunan Ampel (1421)
Masjid Sunan Ampel terdapat di Kota Surabaya, Jawa Timur, merupakan salah satu tempat ibadah umat Islam tertua di Jawa. Dibangun pada abad ke-15 Masehi, masjid yang didirikan Sunan Ampel ini punya sejarah dan gaya arsitektur yang khas.
Masjid Sunan Ampel yang dibangun pada 1421 ini telah ditetapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya menjadi salah satu destinasi wisata religi sejak 1972.
Sejarah masjid tertua ini tidak dapat dipisahkan dari nama tokoh yang menggagas pembangunannya. Tokoh tersebut bernama asli Raden Muhammad Ali Rahmatullah atau Raden Rahmat yang kemudian lebih dikenal sebagai Sunan Ampel.
Pada abad ke-15 M, Sunan Ampel mengemban tugas dakwah agama Islam di Jawa seiring mulai melemahnya pengaruh Kerajaan Majapahit yang pernah menjadi kerajaan Hindu-Buddha terbesar.
Dikutip dari website Kementerian Agama RI, pada tahun 1421, di tempat tersebut Sunan Ampel membangun masjid tersebut bersama dua sahabatnya, yang disebut Mbah Sholeh dan Mbah Sonhaji, beserta para murid-muridnya.
Masjid ini didesain menggunakan gaya arsitektur Jawa kuno dengan nuansa Arab. Selain itu, juga dipengaruhi budaya lokal dan Hindu-Buddha.
Bangunan masjid memiliki 16 tiang yang dibuat dari kayu jati. Panjang tiang 17 meter, yang dibuat tanpa sambungan dengan diameter 60 sentimeter. Panjang 17 meter ini disimbolkan sebagai jumlah total rakaat salat dalam sehari.
Pintu yang digunakan mendapat pengaruh dari arsitektur Arab yang dibentuk secara melengkung. Total terdapat 48 pintu yang berada di sekeliling masjid dengan lebar 1,5 meter dan tinggi kurang lebih 2 meter.
Dilansir dari jurnal berjudul Ornamen Masjid Sunan Ampel, Sunan Giri, dan Sunan Sendang karya Budiono, Nanik Rachmaniyah, dan Aria Weny Anggraita, kompleks Masjid Sunan Ampel memiliki lima gapura paduraksa.
Gapura ini dibangun berdasarkan urutan rukun Islam, yaitu gapura panyeksen (syahadat), gapura madep (sholat), gapura ngamal (zakat), gapura poso (puasa), dan gapura munggah (haji).
Adapun ornamen-ornamen yang digunakan pada kompleks Masjid Sunan Ampel diadopsi dari kesenian tradisional Jawa, dan dipadukan dengan langgam Majapahit atau pra-Islam yaitu Surya Majapahit.
9 Masjid Bersejarah, Bagian Penting Sejarah Islam Nusantara (Part 2) Pada masa Kesultanan Aceh, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat pendidikan Islam, ilmu politik, hukum, dan kebudayaan. Pelajar dari berbagai wilayah, termasuk Melayu, Persia, Arab, dan Turki, datang untuk menimba ilmu di sana. Masjid ini
9 Masjid Bersejarah, Bagian Penting Sejarah Islam Nusantara (Part 1) @binalitravel_ Menelusuri jejak sejarah Islam di Indonesia memang tidak ada habisnya. Salah satu sejarah yang menarik untuk diulas adalah masjid. Masjid merupakan salah satu bukti perkembangan Islam di wilayah nusantara. Beberapa masjid usianya mencapai ratusan tahun lantaran didirikan sejak awal
Berikut 10 Wisata Religi yang Wajib Dikunjungi Saat Umrah @binalitravel_Saat menjalankan ibadah umrah, banyak jamaah yang memanfaatkan waktu di Tanah Suci untuk mengunjungi berbagai tempat bersejarah yang memiliki nilai spiritual mendalam. Wisata religi yang bisa dikunjungi saat umrah tidak hanya memberikan pengalaman beribadah yang lebih bermakna, tetapi juga memperkaya pemahaman
Penting, Berikut Barang Bawaan Wajib Saat Umroh dan Haji @binalitravel_Menunaikan ibadah umroh dan haji adalah momen penting dalam hidup setiap Muslim. Agar ibadah berjalan lancar dan nyaman, persiapan matang sangatlah dibutuhkan, termasuk dalam hal membawa barang-barang yang diperlukan selama di Tanah Suci. Mengetahui barang bawaan yang wajib dibawa saat berangkat
Ini Komitmen Indonesia – Arab Saudi Tingkatkan Layanan Haji 1447H/2026M Ini Komitmen Indonesia – Arab Saudi Tingkatkan Layanan Haji 1447H/2026M Kepala Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) RI Mochamad Irfan Yusuf mengatakan penyelenggaraan ibadah haji 1447H/2026M akan menjadi momen istimewa bagi BP Haji yang secara perdana akan menyelenggarakan proses penyelenggaraan ibadah
Follow social media kami, untuk mendapatkan update kabar terbaru dari Bin Ali Travel
